Apartemen Green Pramuka City dan Segala Permasalahannya

Penghuni Green Pramuka Tolak Bayar Pungutan Liar

Sejumlah Penghuni Green Pramuka City yang merasa kecewa, menuntut sertifikat dan menolak bayar biaya-biaya yang mirip “pungutan liar”.

Waspadalah sebelum membeli Apartemen Green Pramuka City. Ya, saya hanya ingin Anda waspada, bukan melarang Anda beli. Mohon jangan salah paham. Tulisan ini hanya bermaksud menceritakan pengalaman Saya tinggal di Apartemen Green Pramuka City, tanpa bermaksud ingin menghina atau menuduh pihak manapun. Semua yang saya sampaikan di sini adalah fakta dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sekitar 2 tahun yang lalu (09 Feb 2013), saya membeli sebuah unit di apartemen green pramuka city, jakarta pusat. Yang menarik saat itu adalah, di brosur dan websitenya tertulis bahwa nantinya apartemen ini akan berkonsep green living, dimana 80 persennya adalah halaman terbuka. Wow, menarik bukan? Ternyata saya harus menelan rasa kecewa, karena saat ini, apartemen green pramuka city sedang membangun 17 tower di atas lahan tersebut. Jadi, ke mana nanti perginya 80% area terbuka alias green living yang mereka janjikan seluas puluhan hektar tersebut? Entahlah, ini Kekecewaan pertama yang saya rasakan. Mimpi saya tinggal di apartemen yang punya halaman hijau 10 Ha, harus saya kubur dalam-dalam.

Lahan terbuka Green Pramuka yang hanya janji

Lahan terbuka Green Pramuka yang bisa jadi hanya janji manis di websitenya.

Cover brosur apartment green pramuka city tahun 2013.

Cover brosur apartemen green pramuka city yang masih saya simpan sejak saat membeli, bulan februari tahun 2013.

Selayaknya orang kecewa, Saya berusaha menghibur diri, okelah.. sepertinya Jakarta membutuhkan hunian vertikal yang lebih banyak, dan mungkin dengan dibangunnya tower-tower ini bisa membantu warga yang memiliki kebutuhan tempat tinggal di tengah kota dengan biaya yang masih bisa dijangkau. Mengingat mahalnya harga rumah di jakarta saat ini. Namun ternyata, kekecewaan yang ada tidak sampai di situ, kali ini yang kecewa adalah para penghuni tower faggio dan pino, mereka adalah penghuni tower tahap awal di sini, sertifikat yang dijanjikan akan diterima setelah 2 tahun oleh para penghuni tower tahap pertama, ternyata hingga tulisan ini ditulis, masih tak kunjung datang, padahal para penghuni tower tahap pertama sudah tinggal di sana hampir tiga tahun dan banyak yang sudah lunas. Ketidakjelasan sertifikat ini adalah hal yang paling sering dikeluhkan banyak penghuni di tower pertama, hal itu pula yang membuat mereka kesal, hingga ada warga yang sampai memasang spanduk sebagai bentuk protes, bertuliskan “Mana Sertifikat Kami” di balkon mereka. Intinya, mereka merasa kecewa oleh pengembang apartemen green pramuka city, karena yang dulunya dijanjikan 2 tahun, ternyata pengembang belakangan bilang bahwa sertifikat kemungkinan besar baru akan diserahkan setelah 17 tower selesai semua, padahal beberapa di antara mereka sangat membutuhkan sertipikat itu. Ada yang ingin menjual investasinya, ada yang ingin menjadikan jaminan ke bank buat modal usaha, dan lain-lain.

Selain masalah sertifikat, saat ini pengelola apartemen green pramuka city mengeluarkan kebijakan yang dirasa sangat sepihak oleh warga, seperti masalah perparkiran apartemen. Sebagai info, di apartemen green pramuka city, kita dibebankan tarif parkir mobil berlangganan sebesar Rp.200rb perbulan, namun sebagai member kita HANYA boleh parkir di basement 2, jika anda berani parkir di area lainnya, maka anda akan dikenakan lagi biaya parkir regular yang perjamnya Rp.3000 pada jam tertentu. Luar biasa, bukan? Sebagi informasi, Basement 2 adalah lantai parkir paling bawah dan sangat berdebu saat tulisan ini ditulis, karena hitungannya masih baru dibangun. Bayangkan semua mobil member parkir di B2, sempit dan penuhnya minta ampun, saya sih gak kuat liatnya. Ditambah lagi, tak ada lift dari bawah sana untuk menuju ke lobby, jadi sebagai penghuni anda harus kuat dan harus selalu muda. Saya pernah mengajak Ibu saya pertama kali, saya kaget karena baru sadar bahwa ternyata di B2 tidak ada lift ke lobby, akhirnya terpaksa lewat tangga dan beliau sangat kesakitan kakinya ketika harus naik tangga dari basement 2 ke lobby.

Sikap saya terhadap peraturan sepihak ini adalah jelas, MENOLAK. Saya tunaikan kewajiban saya bayar parkir Rp. 200rb perbulan, lalu saya parkir di area parkir manapun yang tersedia. Setiap saya ditagih biaya perjam lagi saat keluar, saya dengan tegas menyatakan tidak mau bayar double, kan saya sudah langganan, saya hanya menunjukkan kartu member parkir saya. Bahkan saya pernah sampai memarkir mobil saya di gate sampai petugasnya mau membukakan pintu parkir.

Larangan parkir di GF dan B1

Pengumuman di lift tentang Pembatasan area parkir penghuni, masih menempel hingga tulisan ini dibuat (8 Maret 2015).

Sangat disayangkan karena peraturan ini, tidak pernah dimusyawarahkan ke penghuni, tiba-tiba saja mereka mengeluarkan aturan sepihak dengan cara memasang selebaran di lift dan spanduk di area parkir. Padahal kalau pengelola mau duduk bareng dengan warga, jelaskan ke kita laporan keuangan mereka, kita pasti support kok kalau memang harus ada kenaikan. Saat ditanya kenapa kita cuma boleh parkir di B2 padahal ada 2 lantai lagi yang bisa dipakai, alasan mereka karena menurut UU Rusun, sebuah Rusunami itu hanya wajib menyediakan lahan parkir 1:10, masalahnya.. apakah apartemen green pramuka city ini termasuk rusunami sederhana biasa? karena di awal, kita sudah membayar BIAYA PENINGKATAN MUTU saat membeli unit yang jumlahnya sangat besar (mencapai Rp. 80 juta), biaya ini dipakai untuk meningkatkan mutu apartemen green pramuka, baik dari sisi material bangunan maupun fasilitas penunjang. inilah yang membedakan green pramuka dengan rusunami sederhana lainnya, kita BAYAR LEBIH untuk mutu, untuk fasilitas, untuk kenyamanan. Lalu jika kita sudah bayar peningkatan mutu dengan biaya yang mahal, kenapa regulasinya masih berpatokan pada rusunami sederhana? mengapa lahan parkirnya masih harus dibatasi 1:10? Seandainya area parkirnya memang sedikit sih kita pasti paham, masalahnya area parkir di Green Pramuka City itu sebenarnya cukup luas, ada 3 lantai, tapi sebagian besar area parkirnya malah mereka jadikan area parkir komersil dan mereka tutup dengan rantai, padahal ini hunian bukan Mall, penghuni malah dipaksa sempit-sempitan di B2, kan aneh cara berpikirnya. Makanya jangan heran, dengan adanya biaya peningkatan mutu itu, harga apartemen di green pramuka city tidak bisa dibilang murah, tahun ini tower barunya bisa mencapai hampir Rp. 700 jutaan, setahun yang lalu masih sekitar 400 jutaan, setahu saya seharusnya kalau Rusunami sederhana tidak boleh semahal itu. Belum lagi, sebagai member kita sudah membayar uang langganan parkir Rp. 200rb perbulan, masa tetap cuma dikasih lahan parkir 1:10 layaknya rusunami biasa yang tak ada biaya peningkatan mutunya? di sinilah anehnya bentuk ketidakadilan yang saya dan warga lainnya rasakan.

Padahal, dalam UU Rumah Susun atau Apartemen, pengelola hanyalah pihak yang ditunjuk penghuni untuk mengelola segala aset yang dimiliki penghuni, jadi sudah selayaknya segala penetapan biaya dan kebijakan, semestinya dimusyawarahkan dulu oleh penghuni. Hal-hal yang dilakukan pengelola apartemen green pramuka city semacam inilah yang dirasa sangat merugikan warga. Sebagai perbandingan, apartemen yang lebih mewah seperti MOI, untuk mobil pertama gratis biaya parkir bagi penghuni.

perbandingan IPL apartemen di jakarta

perbandingan IPL apartemen di jakarta saat tulisan ini dibuat, bisa berubah sewaktu-waktu (08/maret/2015).

Selanjutnya tentang Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL). Per-bulan maret 2015, apartemen green pramuka city menaikkan biaya maintenancenya tak tanggung-tanggung, naik sebesar hampir 43%, dari yang tadinya 9.500/m2 menjadi 14.850/m2 (setelah ppn). Artinya, Saya harus bayar biaya maintenance sebesar Rp. 14.850 X 33m2 = Rp. 490.050 per-bulan. Luar biasa, padahal fasilitasnya standard aja. Saat tulisan ini dibuat, belum ada fasilitas istimewa seperti sauna, tempat gym, lapangan tennis, golf dll, silakan buktikan sendiri. Saya sangat bingung, karena di apartemen yang sekelas green pramuka city, kalau berdasarkan catatan di atas, IPL-nya rata-rata hanya Rp.9000/m2, contohnya saja apartemen Grand Palace dan Gading Nias (lihat gambar di atas, meski bisa saja berubah seiring waktu).

UPDATE BIAYA IPL:
Per hari ini, 23 Februari 2016, lagi-lagi penghuni menerima “surat cinta” di kolong pintu. Ya, biaya maintenance bulanan alias IPL naik lagi per bulan April 2016. Tak ada musyawarah dengan warga, tak ada obrolan, langsung aja dinaikkan semaunya pengelola. Tak tanggung-tanggung, naiknya jadi Rp. 18.700/m2 (setelah PPN). Artinya, Saya harus bayar biaya maintenance sebesar Rp. 18.700 X 33m2 = Rp. 617.000 per-bulan. Padahal fasilitasnya itu-itu aja, ga ada yang bertambah.

Yang paling membuat kesal saya adalah masalah Fitting Out atau renovasi. Saat kita beli sebuah unit di apartemen green pramuka city, pastinya masih kosong, hanya unit dan kamar mandi. Yang akan kita lakukan sebagai penghuni adalah melakukan fitting out atau renovasi seperti pasang AC, Kitchen set, TV, wallpaper dll sesuai kebutuhan dan kemampuan. Namun apa yang terjadi, jika kita membawa kontraktor atau tukang renovasi di luar vendor rekanan mereka, pengelola apartemen green pramuka city mewajibkan kita membayar sejumlah uang yang mereka sebut “biaya ijin” atau “biaya supervisi”, Padahal jelas-jelas di buku house rules yang mereka buat, biaya-biaya itu tidak ada, syarat renovasi yang sah itu cuma bayar 1 juta buat deposit dan uang sampah 500rb. Lalu biaya supervisi ini apa urusannya coba? itu kan unit kita, ya terserah kita dong mau pasang apa aja di dalamnya. Tapi mereka malah mengeluarkan semacam “pricelist biaya ijin” yang tidak ada di perjanjian saat serah terima maupun di dalam buku panduan (house rules) yang diberikan ke kami. Pricelist inipun munculnya di awal 2015, dulunya tidak ada, katanya peraturan baru. Duh, semudah itu mereka bikin peraturan tanpa ada sosialisasi dan musyawarah dengan penghuni. Pricelist ini masih ada hingga saat tulisan ini diposting, yaitu tanggal 08 Maret 2015. Apakah ini termasuk “pungli” atau pungutan liar? atau ini adalah indikasi monopoli usaha? silakan simpulkan sendiri.

Pricelist siluman untuk biaya renovasi

Pricelist tambahan biaya untuk ijin renovasi yang tidak ada di house rules yang disepakati di awal.

Lihat saja betapa gilanya pricelist di atas, kalau kita ikuti aturan ini, bahkan kita mau pasang cermin saja harus bayar ijin Rp. 50ribu, entah apa alasannya. Coba deh anda pikir pakai akal sehat dan hati nurani, ini rumah anda, lalu saat anda mau beli sesuatu untuk rumah anda, mereka minta duit, apa dong namanya kalau begitu? apakah ini bisa dibilang “Biaya Preman“? saya tidak tahu, yang jelas ini tidak ada di kesepakatan awal, tidak pernah dimusyawarahkan dengan warga dan juga nilainya sangat mahal, misalnya pasang bracket TV anda harus bayar Rp.200 rb, padahal harga bracketnya saja cuma Rp.150 ribu. Oh ya, itu harga untuk biaya ijin sehari loh ya, kalau pengerjaannya lebih dari sehari ya tinggal dikalikan (baca catatan kaki pada gambar di atas) 🙂

Saya waktu itu memutuskan untuk tetap pakai kontraktor luar karena saya dari jauh hari sudah bayar DP dengan kontraktor luar, tapi saya ngotot tidak mau ikuti aturan pricelist di atas karena menurut saya ini melanggar kesepakatan house rules yang mereka buat sendiri, awalnya saya diminta bayar Rp. 30 JUTA untuk biaya ijin full renovasi selama sebulan, tapi saya tolak karena terlalu mengada-ngada dan tak masuk akal. Namun ujungnya setelah berdebat lama, saya akhirnya kalah dan terpaksa harus tetap membayar biaya sebesar Rp. 891.000 sebagai biaya supervisi supaya kontraktor saya bisa mendapat izin kerja. Bayangkan, dari 30 juta jadi 891rb, entah peraturan macam apa ini. Itupun Saya terpaksa bayar karena saya tak punya pilihan lain, karena saat itu saya sudah bayar DP ke kontraktor saya, jadi tak mungkin saya batalkan, kalau saya batalkan DP hangus.

UPDATE APRIL 2015:
Soal pajak PBB. Ini yang paling bahaya menurut saya. Baru-baru ini, mulai tanggal 10 April 2015, seluruh penghuni mendapatkan surat edaran yang lagi-lagi hanya dimasukkan di kolong pintu, mengenai penagihan pembayaran PBB. Setelah saya baca, saya bingung sekali, karena pihak pengelola apartemen green pramuka city menagihkan pajak tanpa ada Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dari dinas pajak, jadi di surat edaran itu dia langsung tulis sendiri angka yang harus kita bayar, tanpa ada sedikitpun perincian pajaknya. Setahu saya, dimana-mana kalau bayar pajak PBB itu ya harus ada penjelasan dan perinciannya, berapa luas tanah, berapa luas unit kita dan perhitungan pajak lainnya, supaya bisa kita kalkulasi dan validasi kebenarannya. Yang bikin saya makin bingung, seenaknya kita diminta transfer uang pajaknya ke rekening pengelola, padahal yang namanya pajak setahu saya setornya ke dinas pajak, ya saya sih sebagai wajib pajak tentu khawatir kalau harus setor uang pajak ke rekening yang bukan milik pemerintah, karena saya ngga mau kalau nantinya uang pajak saya diselewengkan pihak tertentu. Prinsipnya, sebagai wajib pajak, saya cuma mau bayar pajak ke pemerintah, karena memang begitu seharusnya.

Surat edaran PBB Green Pramuka

Surat edaran PBB Green Pramuka City tanpa SPPT dan tanpa perincian pajak, tertanggal 10 April 2015.

Saya kurang tahu juga, apakah dinas pajak sudah tahu akan hal ini, yang jelas pihak pengelola apartemen green pramuka city sudah membuat aturan seperti ini. Saya bukannya menuduh, tapi kalau uang pajak saya masuk ke rekening yang bukan milik dinas pajak, saya khawatir bisa terjadi penggelapan atau penyelewengan pajak di apartemen green pramuka city, karena prosedurnya tidak sesuai dengan yang sebagaimana mestinya. Kalaupun memang tak ada SPPT karena sertifikatnya belum dipecah, paling tidak ada surat resmi dari dinas pajak yang memberikan penjelasan soal itu, serta dilampirkan perhitungan dan perincian resmi dari dinas pajak untuk kita para wajib pajak, supaya warga merasa aman dan percaya, bukan dengan surat edaran sepihak seperti ini. Saya selalu dan pasti akan selalu bayar pajak, asal jelas dan sesuai UU, bukan dengan cara seperti ini. Kacau lah pokoknya :))

Jadi saran saya, waspadalah saat anda ingin membeli unit di apartemen green pramuka city. Saya hanya tidak ingin anda menyesal kemudian seperti Saya. Setidaknya, tunda dulu hingga ada kejelasan peraturan dan tarif dari pengelola. Tapi jika anda tetap ingin beli unit di sini ya silakan, saya hanya memberikan pertimbangan. Jika anda ingin konsultasi dengan perhimpunan warga di sana, silakan hubungi mereka di:

Berikut beberapa tulisan mengenai permasalahan Apartemen Green Pramuka City yang sudah dimuat media:

Beberapa dokumentasi foto-foto saat penghuni apartemen green pramuka berjuang turun ke jalan, melakukan aksi damai menuntut haknya kepada pengelola:

Warga Green Pramuka Pria dan Wanita, Tua dan Muda Bersatu Turun Ke Jalan Demi Menuntut Haknya

Warga Green Pramuka Pria dan Wanita, Tua dan Muda Bersatu Turun Ke Jalan Demi Menuntut Haknya

Warga Green Pramuka Demo Setiap Minggu Tanpa Henti

Warga Green Pramuka Demo Setiap Minggu Tanpa Henti

Warga Green Pramuka Orasi Menuntut Haknya dari Pengelola

Warga Green Pramuka Orasi Menuntut Haknya dari Pengelola

Warga Green Pramuka Melakukan Aksi Karena Merasa Ditipu

Warga Green Pramuka yang kecewa melakukan Aksi Karena Merasa Ditipu

Warga Green Pramuka Memegang Spanduk Menuntut Tanggung Jawab Pengelola

Warga Green Pramuka Memegang Spanduk Menuntut Tanggung Jawab Pengelola

Warga Green Pramuka yang Kecewa Melakukan Aksi di Depan Gerbang

Warga Green Pramuka yang Kecewa Melakukan Aksi di Depan Gerbang

Warga Green Pramuka Melawan Kezaliman Pengelola Meski Harus Panas-Panasan di siang Hari

Warga Green Pramuka menuntut janji Pengelola Meski Harus Panas-Panasan di siang Hari

Warga Green Pramuka Bertahan untuk Orasi di Jalan untuk Melawan Kesewenangan Pengelola

Warga Green Pramuka Bertahan untuk Orasi di Jalan untuk menolak Kebijakan Pengelola yang merugikan warga.

Warga Green Pramuka dilarang masuk rumah sendiri yang diblokir security

Warga Green Pramuka yg melakukan aksi damai diblokir security.

212 thoughts on “Apartemen Green Pramuka City dan Segala Permasalahannya

  1. mantan secuty GP

    Gw mantan secury GP, memang gw rasa peraturan manajement terlalu memberatkan tenant, maka dari itu ketimbang gw harus ribut dengan tenant setiap hari’a lebih baik gw yg keluar dari aprtmnt GP , tenant itu punya HAK d’sana, dn kenapa harus d’persulit,

    Like

    Reply
  2. lucky

    … dan pagi ini dapat selebaran lg dari pengelola, kalo tarif IPL naik per April 2016 jadi 17.000 per meter persegi. Bener2 rent***r ini pengelolanya, me****s duit warga GP… Fasilitas ga ada perubahan tp IPL naik trus… Amazing banget ini rusun!!!

    Like

    Reply
  3. Nadya

    sy penghuni tower 3. Emng kacau bener pengembang disini, ipl naik jd 18 ribu sekian (termasuk ppn), pdhal fasilitasnya ya itu2 aja ga ada perubahan sama skali. Kolam renang kotor, ga tega saya ngebolehin anak renang disini., dinding yg retak2 sehingga pasir suka berjatuhan (di kamar). Sdh pernah lapor ke manajemen, mereka cm nambal, sebulan kemudian retak lagi. Astagaaa..
    Belum lagi, pembatas antar unit yg tipis, tetangga sebelah ngobrol terdengar. Jgnkan ngobrol, ngaduk minuman pun kedengaran. Ckck

    Like

    Reply
  4. Mutia

    Tadinya rencana mau sewa GP buat 1thn pertama anak sekolah SMA deket situ, alhamdulillah dikasih tau ortu siswa lainnya link tulisan ini. Batal deh..ngeri…mending brangkat subuh aja dari bekasi tiap hari. Terima kasih atas infonya.

    Like

    Reply
  5. iwan hi kader

    Lbh baik ke apartemen Menteng Square, semuanya aman terkendali.. apabila ada perubahan selalu di umumkan untuk sama2 di dimusyawarahkan dgn penghuni apartemen……..

    Like

    Reply
  6. Arya

    IPL Paling mahal di kelas nya pelayanan NOL BESAR.
    Pikir2 dulu deh klo mau beli, apalagi pengelola nya blm di ganti,
    yg ada penyesalan seumur hidup.

    Like

    Reply
  7. Darman

    Saya penyewa aja di GP mau ikut nimrung uneg2. Bbrp hari lalu mau pasang gorden di jendela kamar. Begitu dibor ternyata ring balok diatas jendela itu kosong tengahnya. Jadi bornya lgs jeblos aja. Apakah secara teknik konstruksi ini tidak berbahaya? Begitu juga ketika mau pasang cantolan shower di dinding kamar mandi, begitu dibor, hanya 1-2cm aja yg keras, sisanya jeblos. Kayaknya apartemen ini perlu diaudit secara teknis deh. Saya bukan org teknik, mgkn ada yg bisa kasi pencerahan….:-(

    Like

    Reply
  8. tresna

    Wah masih terus bermaslah ya? padahal sy juga pesan yang tower 6 nih. Gimana kalau pengembang merasa sakti gini. Saya sih mau usul kalau kita gunakan pengacara saja yang LBH (misalnya), kalau LBH butuh dana untuk pengadilannya kita kumpulkan dananya melalui coin for GP???. atau sukur2 ada yang mau bukan koin, tapi agak besaran dikit… dan kita kuasakan urusannya pada pengacara LBH, mereka kan lebih mengerti bahasa hukumnya. daripada demo saja dan lama-lama cape.

    saya pribadi belum pernah urusan pengadilan apalagi pakai pengacara. tapi kita kan harus kerja harian, gak mungkin ngurusin maslah pelik gini jadi repot tadinya mau beli apartemen agar lebih deket dan praktis… eh kemakan buaryyaa..

    salam sedih en kesel.

    Like

    Reply
  9. ivy

    Salam dari Bougenville GO lantai 11 tapi saya belum serah terima da 1 tahun setengah, karena malas denger kehebohan disana, tapi tahun ini mau gak mau harus pindah ke apt ituuuu… hiksss karna inilah seharusnya rumah keluarga kecil kami… sedihhhh pikir cari yg murah dan deket kemana mana, eh malah serem gini, nti pas serah terima mau marah – marah aajaaa ….

    setuju tuh pakai pengacara trus kita patungan seluruh penghuni Green Pramuka, kan sudah banyak tuh penghuninya, jadi pasti gak seberapa untuk patungan bayar pengacara… sukur sukur pengacaranya tinggal di apt green jugaakkk … jadi bisa lebih murah 🙂

    Like

    Reply
  10. tresna

    Untuk mas acho, kalau sempat bantu organisir teman-teman yang mau untuk iuran bayar pengacara bahas masalah pprs GP -versi pengembang ini. kalau bisa pengacara YLBHI gitu, pengacara YLBH mungkin tidak matre…

    ditunggu komennya mas acho, walau sibuk mungkin….

    salam

    Like

    Reply
  11. Cpdeh

    Barusan saya mau masuk parkir ke B2 ditutup pake cones.. penuh, kata petugas parkirnya… lah trus gimana?? Tanya satpam sana sini mereka pura2 nggak tau lagi…jadi harusnya parkir di tempat parkir building management ya?

    Like

    Reply
  12. Darmawan

    Saya penghuni Tower Pino, tanggal 21Maret 2016 kira kira jam 6 sore terjadi keributan di areal keluar parkir, warga memblokir pintu keluar dengan mobil. Ada insiden dimana ada seorang Bapak dan anaknya yg masih kecil mau keluar tapi nggak bisa, Bapak ini bingung karena anaknya sakit tapi nggak bisa keluar sehingga dia nekat mengangkat palang pintu masuk mobil, tapi karena susah dia goyang kesamping hingga palang tsb terlepas dari tempatnya….seketika itu langsung Bapak itu diamankan security GP, tapi setelah diberitahu warga kalau anak Bapak tersebut sakit, barulah Bapak tsb dilepaskan. Permasalahan akan diselesaikan tanggal 22 Maret 2016, untuk sementara parkir member bebas parkir di groundfloor sampai permasalahan lahan parkir dimusyawarahkan dengan warga GP setelah diadakan pembicaraan dengan wakapolsek yang ada saat itu dengan disaksikan perwakilan dari secure parking.
    Hari ini tanggal 23 Maret 2016 saya terkejut dikarenakan pengelola parkir menempelkan baner yg bertuliskan jika per tanggal 5 April 2016 akan dilaksanakan tarif parkir normal utk member di are groundfloor dan B1.
    Apakah hal ini sudah disetujui warga GP? Dikarenakan lahan parkir B2 tidak muat utk menampung mobil member GP.
    Mohon perhatian dari warga apartemen GP…saya takut keributan akan terjadi lagi
    Sebagai catatan… Kasus seperti ini selalu berulang… Saya merasakan pengelola mencoba trial dan error dari kasus ini tanpa melihat warga apartemen GP yang jadi gelisah atas peristiwa yg terjadi…

    Like

    Reply
  13. martin hertanto

    Bapak-bapak ibu-ibu sekalian…dari awal pembebasan lahan saja sudah masalah…berantem lah sama warga…terus denger2 waktu sedang gejolak2 nya itu lahan mau jadi kawasan hijau…eh sekarang kok jadi apartemen…memang dr dahulu masalah…semoga PPRS di GP segera terwujud…salam…

    Like

    Reply
  14. warga gp

    Mikir2 dulu deh kl mau beli di GP slama pengelolanya masih yang ini..mereka akan terus cari alasan yang paling nguntungin mereka..misal, giliran biaya IPL dpersamakan dgn apartemen bilangnya, giliran slot parkir dbilangnya ini rusun…dr cerita3 temen yg tinggal di apt jg, apt GP ini yang paling jahat mungut2in uang dr warganya dgn brbagai cara…nyesel saya beli dsini… hiks..

    be smart, people!

    Like

    Reply
  15. Alan

    Saya penghuni di tower bougenville dari awal 2014 saya di apartemen gp, ingin berbagi cerita perlakuan gp kepada saya

    1. Waktu itu saya sedang naik motor membawa laptop apple (harganya 15 juta) dan peralatan elektronik (cdj 13juta headphone 2.5jt) lainnya di tas, pas mau nyampe apartemen langsung hujan deras sekali karena saya masuk lewat pintu masuk yang paling ujung kanan pas dibuka saya langsung gas motornya ke basement 1 eh malah di cegat sama securitynya karena motor ga bisa masuk sini, lalu saya jelaskan apa yang saya bawa dan di luar ujan kalo saya keluar pasti kena ujan karna daya disuruh parkir di luar yang kena banget sama hujan walaupun udah saya jelaskan securitynya tetap tidak mengizinkan motor parkir di sini walau hanya sebentar mau naruh barang di unit sekitar 20 menit saya berdebat dengan security itu pakai cara alus dianya batu saya pakai suara yang keras dianya terlihat kesel apalagi saya penghuni yang selalu bayar parkir mobil motor walaupun motor jarang banget dipakai. Setelah itu saya langsung tinggalkan motor saya ga peduli dia mau dimarahin bos atau apa karena mereka ga mentoleransi padahal saya hanya izin parkir 10 menit, emang benar saya hanya parkir di bawah 10 menit abis itu motor diambil lagi parkir di atas ujan2an lalu saya ambil mobil yang mobil saya juga ada di basement 1 tempat saya ingin parkir motor tadi, ketemu dengan security itu lagi saya jalan2 sebentar dan parkir lagi di tempat semula ketemu dengan security itu saya memberikan tip kepada dia dan dia berkata makasih bang, keesokan harinya pas saya mau pergi kerja di kaca mobil saya tertulis BANGsat langsung melihat mobil kanan kiri ternyata hanya mobil saya saja yang tertulis 🙂
    Ini apartemen saya, tiap bulan apa yang harus di bayar saya bayarkan tapi diperlakukan seperti ini 🙂

    2. Saya mobil biasa parkir di basement suatu ketika parkir di atas tiba2 saya disuruh bayar walaupun saya member harganya sih 6000 tapi tetap saya tidak mau bayar karena saya merasa seperti dibodohi jikalau saya bayar, tida ada pemberitahuan apa2 tiba2 minta uang, saya ga mau bayar eh security langsung berdatangan ngompor2in ke penghuni di belakang kalo saya ga mau bayar di situ motor dibelakang langsung maju trus nyuruh saya bayar lalu saya jelaskan ke dia bahwa saya bukan tidak mau bayar tapi tidak mau diperlakukan seperti ini saya mampunmembeli apartemen dan mampu membeli mobil dan motor tidak masuk logika jika saya tidak bisa membayar 6000 hanya saja saya orang yang tidak mau mengeluarkan uang dengan keadaan seperti ini, setelah orang di motor tersebut mengerti dia langsung membenarkan saya, namun security2 di sekitar sudah pada ngomongin saya dan ga tau apa yang dikatakan kepada penghuni lain ada security yang memfoto2 plat nomor mobil saya (masih ingat wajah2nya) seakan2 saya seperti melakukan kejahatan padahal disini siapa yang dijahati? Karena tidak senang saya keluar dari mobil dan saya mau datangi security2 itu ingin menanyakan maksudnya apa? Taunya apa? Cuman mereka langsung pergi, lalu datanglah karyawan gp yang bicaranya lebih tenang menenangkan saya dan saya bisa keluar dengan gratis, namun saya tatap bayar 50 ribu, agar mereka mengerti bahwa bukan tidak punya uang tapi saya tidak ingin diperlakukan seperti diperas

    3. Costumer sevice di Gp kenapa tutup jam 16.30? Orang rata2 kerja sampai jam 5 kalau bos pengertian 16.30 udah bisa pulang namun pas sampai apart csnya pasti udah tutup ga ada dispensasi sama sekali 🙂
    Disaat sudah bisa mengatur waktu untuk ke cs malah dikatan mengikuti peraturan dari pa gubernur bahwa ada pembatasan sampai 800 mobil tetapi kuota di mobil Gp sudah 1200 jadi saya tidak bisa memperpanjang member parkir mobil saya, saya harus parkir di luar yang kena panas berdebu karna ada pembuatan apartemen lainnya 🙂 saya juga kalo weekend kerjanya malam pulangnya pagi di luar ga mungkin ada parkiran karena semalam saya baru mengalaminya disitu merasakan lelah habis kerja ingin rebahan tapi harus muter2 nyari parkir atau nunggu ada mobil yang keluar kalo pulang jam 3 tunggu mobil keluar keluarnya paling cepet jam 5, apakah nasib saya harus seperti ini tiap weekend ? 🙂

    Sekian sedikit cerita dan pengalaman dari saya semoga penghuni2 yang lain bisa diperlakukan lebih baik dan tidak ada lagi calon pembeli yang tertipu 🙂

    Buat yang udah tertipu yang sabar yaah :p
    Biar tuhan yang membalas 0:)

    Like

    Reply
  16. Harry

    PBB masih tanggungjawab developer karna belum pecah sertifikat itu, makanya gak dilampirin sppt pbb-nya, karna masih srrtifikat induk. Kemungkinan tagihan pbb per unit itungan developer sendiri, di mark-up? Who knows? Cuma developer yg tau,,,
    Tapi kalau lihat transfernya ke rek developer, itu udah ada indikasi mark up. Saya juga pernah kerja di developer, semua penghuni apartemen perusahaan saya diharuskan setor sendiri pbb-nya, yg lalu melampirkan/ fotocopy bukti bayar ke pengelola, lewat pengelola juga bisa yg nanti bukti setor asli dikasih ke penghuni. Nah beda lagi di proyek yg lain, pembayaran pbb melalui developer, tapi sppt dilampirkan pada tagihan yg sebelumnya sudah dibayarkan terlebih dahulu oleh pengelola, ibaratnya ditalangin dulu

    Like

    Reply
  17. ersa fauzi

    Pengelola sukses membuat penghuni nya merasa tidak nyaman di rumah sendiri.

    Sy punya unit di Tower BG yang dihuni oleh istri dan bayi kami usia 2,5 bulan, sedangkan sy pulang setiap 2 minggu sekali. Karena perpanjangan kartu parkir berlangganan dibatasi paling telat tgl 5 april 2016 kemarin secara mendadak, istri saya yang baru saja cuti melahirkan tidak bisa memperpanjang kartu parkir (kalaupun bisa tetap harus bayar 3 bulan yg sebelumnya, padahal unit tidak ditempati) sehingga terpaksa parkir di luar area tower. Karena jika parkir didalam harus bayar!

    Tadi sore, istri saya tidak dapat parkir sama sekali karena area parkir di luar sudah penuh. Miris, padahal parkir di GF masih banyak dan di B1 malah dirantai! Istri saya yang bingung akhirnya parkir mobil di area yang kosong, tapi disamperin satpam dan ditegur tidak boleh parkir disitu. Istri saya yang sedang bawa bayi menjadi frustasi dan nangis sesenggukan. Akhirnya pak satpam kasian dan menyuruh istri saya parkir paralel di depan mobil yang parkir berjejeran dengan posisi netral. Alangkah kacaunya penghuni baru diperbolehkan parkir karena rasa iba?! Lalu malamnya unit saya diketok satpam untuk memindahkan parkir mobil. Dan istri sayapun memindahkan mobil saat kondisi hujan lebat.

    Kejadian sore ini benar-benar membuat istri saya tertekan. Green Pramuka City sudah sangat tidak nyaman untuk dihuni apalagi oleh lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sudah banyak masalah disini mulai dari IPL mahal untuk hunian sekelasnya, biaya parkir berlangganan mahal, bayar PBB tidak transparan, dan masalah lainnya yang gampang dicari di google.

    Lebih baik unit ini saya jual, walaupun dijual murah. Daripada istri dan bayi kami menjadi tertekan dan stress gara-gara tinggal disini. Terima kasih pengelola GPC, anda telah membuang jauh-jauh kenyamanan tinggal di rumah sendiri.

    Like

    Reply
  18. Feri

    Waduh, sy br brita ini di blog bapak dan br saja ambil sktr setahun lalu di tower baru dgn tipe studio terkecil

    Sdh di info akan serah terima jd mau ga mau unit akan sy isi, klo baca dr blog bapak bs tekor sy utk renov unit ini

    Smoga pengembang bs ambil kesepakatan dn penghuni lama ya pak biar ga terjadi pungli spt ini

    Like

    Reply
    1. Iyut

      Beli unit thn 2013 baru serah terima 1 minggu tp lelahnya sudah luar biasa. Pengelola, marketing pembohong. Urusan fit out apalagi. Terlalu lelah utk bs menuliskan saat ini tp saat serah terima Saya bayar PBB sekitar 1.2jt total sign IPL sekitar 8,6jt. Parkir Mobil 300rb Dan motor 150rb jd mikir2 mau bawa kendaraan. Security sangat intimidatif. Ketika menurunkab barang Dari Mobil (barang Kecil dalam kantong2 belanja), Saya dikerumuni 4 E MPAT orang security yang nada bicaranya benar2 intimidatif.

      Like

      Reply
  19. zipex

    Alhamdullillaaaahhhh .makasih buat blog ini. Lagi2 nyari unit apt GP .udh di catet udah di screanshotin yg mau di beli. Akhirnya nemulah catatan hati penghuni GP, padahal siang ini sy mau nlpn yg jual unit. Untuuung nemu yg ginian. Kagak bakalan dah. Semoga cepat terselesaikan aja mslhnya. Ngomong2 ni satpam GP sok bangor juga ye.

    Like

    Reply
  20. Sylvia Putri

    Agar segera di usut oleh Pemda DKI Jakarta, Polres Metro Jaya Jakarta Pusat dan Bapak Gubernur Basuki Tjahya Purnama :
    1). kenapa jalan milik pemprov dijadiin lahan parkir yg dipungut 200rb/bln?
    2). parkir gedung lt. Dasar dan lt. basement 1 dikomersialkan, tidak boleh digunakan oleh warga green pramuka (pemilik unit / penghuni unit).
    3). warga dipaksa utk menyetujui parkir berlangganan hanya di basement 2 dan jalan milik Pemda.

    Apa haknya pengelola meminjam lahan dki utk parkir dan hak apa mereka memungut iuran parkir di atas lahan pemda?

    Like

    Reply
  21. Ida

    Parah ya… Alhamdulillah saya gak jadi ambil d green Pramuka . Waktu itu saya da dp 5juta.. Mendingan 5 jt saya hilang dari pada ngalami kejadian seperti sekarang … Pasti lelah dan gak nyaman…

    Like

    Reply
  22. jokil

    pengembangnya gag punya komitmen ya mas.. saya kebetulan lg cari2 apartemen nih, setelah baca artikel ini green pramuka saya coret dari list..

    Like

    Reply
  23. lina

    Rencana akan invest melalui property Apartemen melihat passive income Dari sewa dan kenaikan harga unit. Tp tulisan blog ini memberi info banyak peluang di kerjai shg berpikir ulang deh…walau sudah dp 5jt (bukan di gp).. Daripada tambah dalem kynya iklasin deh..hiks

    Like

    Reply
  24. Gita BoniTa

    Wah baru menemukan ni artikel ini dan informativ bgt plus deg deg an. Saya beli unit di Penelope janjinnya kelar Des 2015 dan skrg datennya 21 Juni 2016 blom ada panggilan untuk serah terima juga. Baca dari komen2 sebelumnnya di lama2 in aja serah terimannya sebelum mesti berkewajiban bayar ini itu, tp apakah pembeli benar mendapatkan 1% – 3% dari jumlah angsuran bila pengelola lalai menyerah terimakan unit lebih dari 6 bulan dari kapan gedung beres sesuai yg di tulis si PPJB lampiran 1?

    Ya as long as they keep their words dan terus transfer si ga pp lama2in serah terima, tapi resah juga yaahh..yg tdnnya tu apartemen mau ditinggalin tp gara2 delay, dan mesti pake rekan lah untuk rombak apartemen dan biaya2 fit out itu bener2 seperti memeras perah para penghuni.

    Duhhh mau dong ya join suara dan aksi supaya para satpamers, developpers dan maintainers ga seenak enaknnya begini. Tegakan hukum !

    Like

    Reply
  25. Fransiskus

    Saya bantu share, saya tinggal di Apt GMR, keadaannya 11-12, walau per kasusnya tidak sama. Jangan patah semangat, mari kita saling doa kan agar ada jalan keluar/ solusi yang terbaik, semoga Tuhan tidak membiarkan umatnya di-zolimi terus menerus. Check facebook Forkom GMR. Semangat ya seluruh warga Apt. Green Pramuka.

    Like

    Reply
  26. Cici

    Saya beli di tower orchid dan buat furnishing apartemen pakai kontraktor luar, pas mau pasang ditahan sama security karena menggunakan kontraktor luar ada biaya lagi kecuali kalau pinjam bendera ke kontraktor rekanan. Kalau pakai kontraktor rekanan harganya minimal 40 juta padahal harga yang saya dapat dari yang bukan rekanan 30 juta an (padahal ini yang 2 kamar)… bedanya jauh banget… Daripada begitu klo tahu dari awal mending beli lemari jadi aja ga ribet sama dimintain uang terus…

    Infonya meski tower ini nyatu dengan mall, malah tidak ada tv cable nya padahal saya ngontrak di fagio sudah ada tv cable, ini harus pasang sendiri bayar lagi. Pantesan suka liat ada antena luar di balkon unit orang

    ya ampun… bener deh udah kerja dari pagi ampe malem, macet-macetan.. dipake buat bayar-bayar beginian…. mending ga usah beli… ngenes…

    Like

    Reply
    1. Gita BoniTa

      Mba Cici serah terima Tower Orchid sesuai yang dijanjikan kah des 2015? Atau kamren terjadi pada bulan apa ya mba? Trims infonnya

      Like

      Reply
  27. Donal

    Terima kasih buat saran dan pesannya…tadinya saya berencana mau membeli apartemen Green Pramuka,tapi setelah membaca sebagian dari keluhan penghuni Green Pramuka saya putuskan tidak jadi. Semoga pemerintah juga turut membantu mnyelesaikan prmasalahan yg trjadi. Amin

    Like

    Reply
  28. Dwi B

    Inilah kl ada main mata dg oknum2 pemda dan aparat keamaanan, melalui perda yg diatur2 kongkalikong , shg developer diatas angin seenaknya. Gub Ahok kayaknya gak berkutik dg ulah oknum2 ini. Sy doakan dg terkuaknya kasus suap reklamasi dll perijinan/ perda akan berbuntut panjang ke developer2 lain dan penghuni akan ungkapkan kejanggalan ke medsos spy direspon KPK..hanya KPK yg msh bs dipercaya . Aparat lainnya ????????? Ini pemerasan gaya reformasi sangat halus permainannya krn bs dirasakan tp sulit pembuktiannya krn berlindung pd peraturan / perda yg dibuat dg cara kongkalikong. *KETAHUILAH ALLAH TIDAK TIDUR*

    Like

    Reply
  29. lionstar

    Permasalahan Pajak coba ditanyakan ke Kantor Pelayanan Pajak terrdekat, minta faktur pajak dan surat setoran pajaknya. karena melihat tingkah laku dari pengelola, ada kemungkinan penagihan tersebut bersifat fiktif. Kalau terbukti fiktif, anda bisa sekalian mengadukan pengelola ke Kantor Pajak, nantinya si pengelola ini yang bakal dihabisin ampe kering sama petugas pajak.

    Saya kebetulan bekerja sebagai auditor, sering menemui kasus seperti ini. caranya dengan mengkonfirmasi ke kantor pajak. dan kalau ketahuan si pemotong pajak fiktif niscaya akan mati2an mengemis agar masalah ini tidak dibawa ke kantor pajak.

    Like

    Reply
  30. Mpleketek

    Ini modus penipuan dan pemerasan yang di lakukan oleh pengembang….dimana penipuan dan pemerasan ini sepertinya dilakukan secara sistematis dan dengan teknik menjebak….awalnya calon penghuni rusun di iming-imingi fasilitas yang belakangan diketahui bahwa iming-iming tsb hanya sekedar trik untuk mengecoh, setelah calon penghuni benar-benar tertarik kemudian membeli rusun tsb barulah semua aturan yg memberatkan penghuni diberlakuan belakangan….INI SUDAH JELAS MELANGGAR PASAL PENIPUAN DAN PEMERASAN…KENAPA TIDAK DI LAPORKAN SAJA KEPADA PIHAK BERWENANG…KALAU MENTAL KAN MASIH ADA PIHAK LAIN YG KITA ANGGAP DAPAT MEMBANTU SEPERTI MISALNYA GUBERNUR AHOK….ATAU KALAU PERLU COBA KELUHKAN LANGSUNG SAJA KEPADA PRESIDEN JOKOWI…kalau kita benar kemanpun kita tidak akan kalah….INGAT !!!! SEMUA BIAYA YG DI PUNGUT SECARA LIAR KEPADA PENGHUNI SEBAGIAN DI GUNAKAN OLEH PENGEMBANG UNTUK MEMBAYAR GAJI SECURITY YG SEPERTI TERLIHAT PADA FOTO MEMBUAT BARISAN PAGAR BETIS YANG RAPI UNTUK MENGHALANGI-HALANGI WARGA….DARAH YANG MENGALIR DI DALAM TUBUH PARA SECURITY ITU SETIAP INCINYA ADALAH MERUPAKAN SARI PATI MAKANAN YG DIBELI DARI UANG WARGA YANG MEREKA HALANG-HALANGI ITU….INGAT ITU !!!!

    Like

    Reply
    1. irfan

      ahok lebih dekat ke pengembang. itu fakta yang udah gak bisa ditepis lagi. dia lebih temenan sama pengembang daripada sama pendukungnya sendiri seperti “teman ahok”

      Like

      Reply
  31. GiTa BoniTa

    So here’s the long story made short.

    Tower penelope sdh serah terima end of June – awal juli 2016 dan berikut kronologi serah terimannya:

    1) Dikarenakan tugas kantor saya di luar jakarta, saya membuat surat kuasa untuk suami saya yang mengurus segala urusan mengenai serah terima. Pada saat suami saya mau masuk ke kantor GP, di halang oleh beberapa Satpam yang menurut ucapannya adalah karena di perintah oleh atasnnya. Hari bertanggal 2 Juli 2016 ( ya oke mau lebaran dan smua mungkin sudah males bekerja) , tetapi suami saya gigih untuk mengurus serah terima apartemen kami dan menerobos satpam itu dengan bilang “saya mengerti kalau anda smeua puasa dan lelah, tetapi saya harus melakukan serah terima ini, like it or not”. So alhamdulillahnnya akhirnnya di ladeni. Konon urusannya adalah simple: —> Bayar, Serah terima kunci , cross check keadaan uni yg dibeli dan ciao!!

    2) Sebelum kunci diserahkan, ada biaya sebesar 8,3 juta untuk IPL ( Iuran Pembayaran Lingkungan), Deposit PBB, dan Biaya Instalasi Listrik untuk 12 bulan ke depan. Semestinnya 8,7 jutaaan, tetapi mereka bilanga da “diskon” jadi berkurang deh 400 rb. Secara detail juga tidak dijelaskan.

    3) Long story made short, biaya tersebut dibayarkan dan ada 3 bulan garansi sebelum di renov kalaua da beberapa cet / tipe unit yang harus diperbaiki.

    4) Skrg kami lagi dalam tahap mencari interior desainer yang katannya harus “mitra”. and we were like “WHAT?”” Mirip jaman2 pada saat kami menikah dulu donk..katering dan dekor harus mitra gedung?? This is ABSURD!! Harga yang di tawarkan untuk merenovasi komplit 33m2 2BR itu pun sangat fantastis yaitu 79,999,999 Rp. alias round about 80 juta. Apa ini biaya normal?? Menurut info yang saya dapat oleh desainer bukan mitra, sebenarnny 45 – 50 juta juga bisa dapat.
    Alasan GP harus memakai mitra adalah untuk “menghindari kerusakan yang terjadi pada unit”. But yang bener saja harga segitu mahal?

    PS : Apartemen Green Pramuka ini makin hari makin tidak jelas. Bentuk apartemennya saja sudah seperti “student dorm” kalau di luar negeri yang menimbulkan pemikiran “murah” di antara masyarakat, tetapi konsep Green yang dijanjikan tidak ada sama sekali dan mengenai parkiran, sudah saya prediksi sebenarnnya akan bermasalah sejak mau membeli apartemen di sini dan buktinnya betul telah menimbuklkan banyak masalah karena tidak dibatasi per penghuni boleh memiliki satu kendaraan saja / satu kendaraan bermotor.

    Apakah gara2 namannya ada “Green” kami penghuni di himbau untuk memakai sepeda? Dan sepeda tidak akan dikenakan biaya parkir? What is the “Green” word doing there as a brand? Just a marketing concept and a lie to its tenants?

    Di jaman urbanisasi ini, dimana manusia semakin banyak dan tanah semakin sedikit di pusat kota, kita semestinnya harus menjadi masyarakt yang pintar memanfaatkan “sharing economy” bila parkir yang selalu menjadi masalah, bagaiman dengan menyewakan tempat yang tidak digunakan sebagai parkir antara sesama penghuni? Or create a tebengan antara sesama penghuni untuk mengurangkan jumlah pemakaian mobil secara menyeluruh ? Car sharing agreeement yang kantornnya searah, pulangnnya juga bisa barengan?

    Like

    Reply
    1. irfan

      sebenernya sudah dibatasi, tapi emang kuota parkir dengan jumlah unitnya yang sangat kurang. ambil standar rusun sederhana milik yang cuma 10%. sisanya dirantai gak boleh pakai atau dikomersilin dengan tarif perjam

      Like

      Reply
      1. GiTa BoniTa

        Terimakasih penjelasannya mas Arif.

        Bila tiap jam parkir kendaraan di komersilkan atas dasar “human greed” alias kerakusan manusia akan menghasilkan duit, apakah public transportation, taxi, car sharing merupakan alternaiv to fill this gap? This way, kita bisa menjadi masyarakat yang “green” menghuni di apartemen yang “green”. Hanya sebuah pemikiran saja. Bila kita tidak mau diraup / di peras uangnnya dengan parkiran per jam oleh satpam dan lelah menunggu keputusan pengelola untuk menvcari solusi, let us be “green” to our environment.

        Like

      2. Acho Post author

        Persoalan parkir itu hanya sebagian kecil permasalahan yg kita alami di sini, banyak yg jauh lebih penting seperti:

        1. Sertifikat tidak jelas.
        2. PBB ditagihkan tanpa SPPT dan disetor ke pengelola bukan ke dinas pajak.
        3. IPL tidak transparan dan sangat mahal bahkan lebih mahal dari sudirman park dan apartemen lain di atasnya.
        4. Renovasi unit harus pakai rekanan seperti yg anda Alami.
        5. Listrik di mark-up di atas harga PLN.
        6. Pengelola belum punya izin pengelolaan dari gubernur.

        Jadi, jika anda ingin naik taxi ke kantor atau car sharing, ya silahkan, itu bagus. Tapi bukan itu fokus permasalahan yg ada di green pramuka city. Fokusnya adalah pelanggaran UU Rusun dan perampasan hak konsumen.

        Like

      3. Acho Post author

        Ya masih sama, IPL masih mahal, PBB masih ditagihkan dan dipaksa bayar ke rekening pengelola (bukan ke rekening dinas pajak).

        Like

      4. Yudhistira

        Tidak semua orang se-ekstrovert yg suka sharing ini itu, tidak semua orang punya rentang fleksibilitas yg tinggi utk car sharing atau nunggu dan stopin taksi. Let’s be honest, kita tinggal di Apartemen adalah utk memiliki privasi yang tinggi. Dan lagian di masa sekarang ini naik transportasi umum justru lebih mahal dibanding pakai mobil pribadi utk 3 org keluarga misalnya, cicilan mobil hanya 2,5 juta per bulan. Lebih murah tentu lebih green. So yeah, masalah parkir bukan serta merta solusinya car sharing, nebeng pergi dan pulang kantor, enggak. Permasalah Green Pramuka sangat banyak seperti yg sudah ditulis oleh Mas Acho.

        Like

  32. Irfan

    Update terakhir? Makin mahal tinggal di sini. Sertifikat gak tahu kapan. Bangunan gak ada sertifikat laik fungsi (SLF)

    Apa pengembang bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah? Ketemu warga aja ogah. Mesti dipanggil DPRD dulu petingginya baru pada muncul. Banyak tuh videonya di youtube. Search aja di sana “green pramuka”. Jgn kaget.

    Like

    Reply
  33. Penna

    Share pengalaman aja nih gan..waktu project di GP. dulu di 2014, diminta buat design dan renov punya temen saya di tower yang warna biru (saking malesnya saya inget project disitu hehehe). Yg pasti sebelum ada aturan harus pake vendor interior dari gp. Pada saat saya mau izin springkler untuk dipindah titiknya, ternyata gak dikasih sama gp nya. Alesannya, yg lain gak ada pindah, dan dikhawatirkan ada bocor. Sampe maksa saya bilang “gw renov + pindahin sprinkler gedung bej paling mahal di indo untik 1 lantai 89 titik springkler gw pindahin gak masalah, lo rusun aja masa gak boleh” serius, sampe saya ngomong gitu.. akhirnya saya bilang, klo ada sampe kebakaran, gw gak akan tanggung jawab, karena lo gak kasih buat gw tambah titik sprinkler dari 3 menjadi 5 titik. Karena kita tau, dalem surat izin kerja itu ada biaya kuras air, dimana kalo ada keterangan kuras air itu.. biasanya berkenaan dengan sprinkler. Bulan besoknya..ajaib sim salabim udah gak ada keterangan itu..hebat kan!!
    Intinya si pemilik hanya mau diberikan keamanan lebih dengan menambah titik sprinkler supaya aman tapi gak dikasih gan. Parahh yaa. Soal safety loh ini. Saya udah ngerjain di 8 residence, permata hijau reaidence dan kelas lain yg lebih tinggi kelasnya tapi mereka mempersilahkan loh buat renovasi SENYAMAN dan SE-AMAN mungkin unitnya. Ini parahh banget. Jadi akhirnya, terakhir lah project di GP Ini. Kalo bisa jangan ada lagi. Kecuali apartmen satu2nya dijakarta.. hehehee.. buat para pemilik, keep fight terus, semoga berubah tuh manajemen amburadulnya.

    Like

    Reply
  34. Purnomo

    Biaya atau Iuran Pemeliharaan Lingkungan RUSUN Aprt. Green Pramuka City (unit 2 Bed Room) , Rp 1.921.425,- / 3 bln .. Tiap Bulan Bayar Biaya Pemeliharaan Rp 640.475,- per Bulan .. Tidak ada Transparansi / Laporan Keuangan ke Publik / Warga / Pemilik / Penghuni.. #indikasi #korupsi

    Like

    Reply
  35. jem

    Alhamdulillahhhh Pembelian Apart disini udah d batalin karna marketing yang kurang ajar udah bayar ini itu beberpa bulan kemudian bilang Unit sudah di taken marketing lain, kesel dan ilffil cancel walu marketing iming imingi ganti unit lain dan di kasih handphoe.

    Like

    Reply
  36. riris

    Alhamdulillah,untung sy dulu ga ambil apart GP ya.nyaris pengen tp waktu itu sy mutusin milih apart CER di pondok bambu,so far so good (ya tdk sempurna tp sejauh ini sy msh nyaman dan baik2 aja disini,baru pindah ke CER 2 sejak feb 2016 tp tinggal (sewa) di CER 1 sdh 3,5 tahun)

    Terus gmn sekarang kelanjutannya kisruh di GP?smg ada solusi yg baik utk semua ya.semangat ya…smg jd lbh baik

    Like

    Reply
    1. Acho Post author

      Ya masih sama, IPL masih mahal, PBB masih ditagihkan dan dipaksa bayar ke rekening pengelola (bukan ke rekening dinas pajak).

      Like

      Reply
  37. Frengki

    Turut prihatun utk bapak2/ibu2 yg mengalami hal hal yg sama dgn pak acho.
    Inilah salah satu pertimbangan saya tidak tertarik untuk tinggal di tempat yg disebut apartement. Banyak biaya2 “TAK TERDUGA” yg muncul. Wahh… yg sabar ya pak..bu…

    Like

    Reply
  38. Mira

    Saya pemilik dari 2 unit di tower penelope.
    Untuk urusan fitting out dipersulit,
    1. si petugas bilang harusnya fitting out sama vendor nya dia saja supaya dipermudah. Padahal fitting out yang saya lakukan hanya cat dan tutup pipa saja, bukan full furnish yang sifatnya major. Lalu saya dibuatkan surat supaya bayar 250rb di kasir (untuk ijin hari itu saja) untuk ongkos sampah. Padahal saya tidak bobok apa2, melainkan cuma ngecat dan pasang gipsum untuk sembunyiin pipa.

    2. Urusan mau pasang (hanya tempel) keramik kitchen, tidak boleh. Padahal di unit sebelumnya bisa dipasang. Yang tidak dipersulit hanya pasang ac dan masukin kasur mungkin.

    3. Petugas yang urus fitting out tidak ramah. Saya emosi juga si, karena sudah bayar tukang untuk tempel keramik tp ga diijinin. Saya bilang kalau punya 2 unit disini makanya bolak balik ijin fitting out. Dia malah bilang, “makanya jangan banyak2 belinya” (padahal saya mau investasi). Saya sampai bilang, “saya ini customer kok diperlakukan begitu, saya jual lagi aja unitnya!”

    Sebenarnya nyesel ga nyesel. Excited akhirnya bisa punya properti sendiri tapi setiap urus keperluan apartment selalu dibuat marah. Ingin hati jual aja dan beli apartmen di tempat lain, tapi ga enak sama ortu yang sudah patungan beli unitnya.

    Tapi to be fair. Dari pihak manajemen sudah ada upaya untuk cut orang2 yang suka minta uang tanpa berdasar. PIC tower saya juga sudah diganti orangnya.

    Semoga petugas2 yg mempersulit dan mata duitan beneran di cut terus ya, termasuk satpam2 yg tingkahnya kaya preman.

    Salam

    Like

    Reply
  39. Masduki

    Mohon maaf koreksi sedikit. Setau saya thn 2015 pbb sektor p2 (pedesaan perkotaan) tdk lagi dikelola oleh DJP. Tp dikelola oleh dinas pendapatan DKI jakarta.

    Like

    Reply
  40. Dragono

    Mas, jadi bagaimana kondisinya sekarang? Apakah masih banyak hal yang dikeluhkan, dan belum ada perbaikan/iktikad baik dari pengelola? Informasinya penting buat pertimbangan, soalnya lagi *nyari-nyari* nih.

    Terima kasih 🙂

    Like

    Reply
    1. Acho Post author

      Belum ada perubahan, sertifikat masih belum jelas, IPL masih mahal, tempat parkir masih dipalang-palangin, PBB masih disuruh bayar ke rekening pengelola (bukan ke instansi pajak). Saya sih sarankan jangan beli di sini, biar ga menyesal kaya saya. Atau mau beli unit saya? Saya udah kapok :))

      Like

      Reply
      1. Fajar

        Waduh. Kayanya sekitar september 2017 nanti mau pindah kesana. Nyesel baru baca blog ini. Mas acho nanti saya ikut gabung paguyuban ya. Saya mungkin bisa kontribusi dari sekarang mudah mudahan akan ada perubahan sampe september nanti. Terima kasih

        Like

  41. Trah Nugroho

    Saya pernah PKL disitu 2 bulan pas pembangunan struktur tower M sama pas finishing tower N. Sempet kaget pas liat profil apartemennya yang 80% lahan hijau padahal aslinya gak sampe 20%. Terus juga unitnya yang kecil banget & gak nyaman, saya pun gak ada niatan untuk beli unit disitu sama sekali. Dan banyak banget liat spanduk di balkon warga yang mengecam developernya. Agak sedih sih pas tau info harga per-unit + embel-embel gak sesuai ekspektasi.

    Like

    Reply
    1. Acho Post author

      Hehe.. mantan “orang dalam” aja paham gimana bobroknya developer dan pengelola apartemen ini, apalagi kita customer apes yang jadi korban 🙂

      Like

      Reply
  42. hendra

    sy tinggal di mediterania ancol dilingkunganhotel asttton ancol… parkir luas, fasilitas. komplit gym renang.. kolam keren.. scuritynya ramah, pengelolanya baik, ipl kalo gk salah 12rb, listrik air standar… parkir mobil 200, motor 75… parkir luas, nyaman sih buat gw.. tadinya gw pengen beli di. GP, tp dg baca blog ini, gw kubur beli di gp, biat semua warga GP ayo bersatu, lawan ktidak adilan ini

    Like

    Reply
  43. Bman

    Tadinya interest loh dengan apartemen ini, karena menarik warnanya, dan lokasinya strategis. Tapi semakin kesini dan lihat kondisi realnya, kenapa banyak masalah ya, padahal kita sudah cape cari uang eh malah ada pihak yang malah seperti pre**n.

    Thank you informasinya, semoga lekas ada titik temu, jangan sampai bertambah lagi korban.

    So far saya punya properti seperti ini saja tidak ribet. Well keep fighting bapak ibu.

    Like

    Reply

Leave a comment